.:[Double Click To][Close]:.

Agama ini memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran, yang mana di dalam kitab Weda dalam salah satu baitnya memuat kalimat berikut:


Sansekerta: एकम् सत् विप्रा: बहुधा वदन्ति

Alihaksara: Ekam Sat Vipraaha Bahudhaa Vadanti

Cara baca dalam bahasa Indonesia: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti

Bahasa Indonesia: "Hanya ada satu kebenaran tetapi para orang pandai menyebut-Nya dengan banyak nama."

— Rg Weda (Buku I, Gita CLXIV, Bait 46)

Dalam berbagai pustaka suci Hindu, banyak terdapat sloka-sloka yang mencerminkan toleransi dan sikap yang adil oleh Tuhan. Umat Hindu menghormati kebenaran dari mana pun datangnya dan menganggap bahwa semua agama bertujuan sama, yaitu menuju Tuhan, namun dengan berbagai sudut pandang dan cara pelaksanaan yang berbeda. Hal itu diuraikan dalam kitab suci mereka sebagai berikut:

samo ‘haṁ sarva-bhūteṣu na me dveṣyo ‘sti na priyah

ye bhajanti tu māṁ bhaktyā mayi te teṣu cāpy aham

(Bhagawadgita, IX:29)
Arti:

Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap semua makhluk.


Bagi-Ku tidak ada yang paling Ku-benci dan tidak ada yang paling Aku kasihi.


Tetapi yang berbakti kepada-Ku, dia berada pada-Ku dan Aku bersamanya pula

--------------------------------------------------------------------------------
Ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham,

mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah

(Bhagawadgita, 4:11)

Arti:
Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku,


Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku


dengan berbagai jalan, wahai putera Partha (Arjuna)

--------------------------------------------------------------------------------
Yo yo yām yām tanum bhaktah śraddhayārcitum icchati,

tasya tasyācalām śraddhām tām eva vidadhāmy aham

(Bhagawadgita, 7:21)

Arti:

Kepercayaan apapun yang ingin dipeluk seseorang,


Aku perlakukan mereka sama dan


Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap

--------------------------------------------------------------------------------

Meskipun ada yang menganggap Dewa-Dewi merupakan Tuhan tersendiri, namun umat Hindu memandangnya sebagai cara pemujaan yang salah. Dalam kitab suci mereka, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda:

ye ‘py anya-devatā-bhaktā yajante śraddhayānvitāḥ

te ‘pi mām eva kaunteya yajanty avidhi-pūrvakam

(Bhagawadgita, IX:23)

Arti:

Orang-orang yang menyembah Dewa-Dewa dengan penuh keyakinannya

sesungguhnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka melakukannya

dengan cara yang keliru, wahai putera Kunti (Arjuna)

Pemeluk agama Hindu juga mengenal arti Ahimsa dan "Satya Jayate Anertam". Mereka diharapkan tidak suka (tidak boleh) membunuh secara biadab tapi untuk kehidupan pembunuhan dilakukan kepada binatang berbisa (nyamuk) untuk makanan sesuai swadarmanya, dan diminta jujur dalam melakukan segala pikiran, perkataan, dan perbuatan.



0 Comments:

Post a Comment